Regenerasi Kesenian Tradisional Senjang Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan
Keywords:
Regenerasi; Kesenian Tradisional; SenjangAbstract
Penelitian ini merupakan penelitian mengenai regenerasi kesenian tradisional di masyarakat Kecamatan Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatera Selatan. Penelitian ini merupakan proses untuk memperoleh informasi dengan cara tanya jawab secara tatap muka antara peneliti dengan subjek yang diteliti, penelitian memberikan kebebasan kepada subjek untuk menjawab pertanyaan sesuai maksud mereka. Pertanyaan yang diajukan bisa tidak terstruktur, terbuka, sangat fleksibel. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui proses regenerasi kesenian tradisional yang berjalan dimasyarakat Kecamatan Muara Kelingi. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terpusat. Data penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan alamiah/literasi, yang melibatkan transfer pengetahuan dari generasi tua secara langsung kepada generasi muda, memainkan peran penting dalam melestarikan teknik dan nilai-nilai kesenian Senjang. Sementara itu, pendekatan berencana/oral, melalui kegiatan komunitas dan pemanfaatan media sosial, berhasil menarik minat dan keterlibatan generasi muda dalam mempelajari dan mengembangkan kesenian ini. Meskipun dihadapkan pada tantangan seperti perubahan budaya global dan kurangnya dukungan resmi, upaya regenerasi ini menunjukkan bahwa dengan kerjasama antara keluarga, komunitas, dan pemerintah, kesenian Senjang dapat terus hidup dan berkembang sebagai bagian integral dari kekayaan budaya lokal. Dukungan yang berkelanjutan dari semua pihak menjadi kunci untuk memastikan kesinambungan dan relevansi kesenian Senjang dalam menghadapi dinamika zaman modern.
Downloads
References
Apriadi, B., & Chairunisa, E. D. (2018). Senjang: Sejarah Tradisi Lisan Masyarakat Musi Banyuasin. Kalpataru: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 4(2), 124–128.
Gunardi, G. (2014). Peran Budaya "Mikanyaah Munding" Dalam Konservasi Seni Tradisi Sunda. Panggung , 24, (4), 329-334.
Kasman, S. (2011). Kemodifikasi Kesenian Tradisional Wacana Estetika Posmodern dalam Pariwisata. Ekspresi Seni Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Karya Seni , 13, (2) 162-174.
Laura Andri R.M. (2016). Seni Pertunjukan Tradisional Di Persimpangan Zaman: Studi Kasus Kesenian Menak KoncerSumowono Semarang. Humanika, 23(2), 25.
Moleong, J. L. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dan R & D . Bandung: Alfabeta.
Musthofa, B. M. (2018). Pengembangan Budaya Menuju Kesejahteraan Budaya: Oktariani, D. (2024). Regenerasi Tari Jepin Tembung Panjang di Kota Pontianak. 8(1), 88–102.
Suharto. (2012). Problematika Pelaksanaan Pendidikan Seni Musik di Sekolah
Wikandia, R. (2016). Pelestarian dan Pengembangan Seni Ajeng Sinar Pustaka pada Penyambutan Pengantin Khas Karawang. Panggung , 26, (1), 58-59.
V, Wiratna. S., (2020). Metodologi Penelitian. Yogyakarta.
Apriadi, B., & Chairunisa, E. D. (2018). Senjang: Sejarah Tradisi Lisan Masyarakat Musi Banyuasin. Kalpataru: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 4(2), 124–128. https://doi.org/10.31851/kalpataru.v4i2.2492
Baidhowi, A. (2020). Regenerasi Komunitas Musik Pa’Beng di Desa Bantal.
Bustanul, A., & Sanusi, I. (2018). Struktur , Bioaktivitas Dan Antioksidan Flavonoid Structure , Bioactivity and Antioxidan of Flavonoid. Jurnal Zarah, 6(1), 21–29.
Dhari, B. W., & Sari, A. M. (2023). Festival Sebagai Bentuk Sosialisasi Terhadap Kontinuitas Eksistensi Tari Galombang Duo Baleh di Nagari Sintuak Padang Pariaman. Melayu Arts and Performance Journal, 6(1), 13. https://doi.org/10.26887/mapj.v6i1.3611
Gunardi, G. (2014). Peran Budaya ‘Mikanyaah Mundingâ€TM Dalam Konservasi Seni Tradisi Sunda. Panggung, 24(4). https://doi.org/10.26742/panggung.v24i4.129
Irhandayaningsih, A. (2018). Pelestarian Kesenian Tradisional Sebagai Upaya Dalam Menumbuhkan Kecintaan Budaya Lokal Di Masyarakat Jurang Blimbing Tembalang. Jurnal Anuva, 2(1), 19–27.
Kasman, S. (2013). Komodifikasi Kesenian Tradisional Wacana Estetika Posmodern Dalam Pariwisata. Ekspresi Seni (Jurnal Ilmu Pengetahuan Dan Seni), 53(9), 1689–1699.
Kurniawan, I. (2020). Bentuk Penyajian Kesenian Senjang dalam Konteks Acara Seremonial di Kota Sekayu. Jurnal Seni Desain Dan Budaya, 5(1), 105–113.
Moleong. (2023). METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF dan R&D (Issue January).
Prabowo, F. I. U. (2015). Pelestarian Kesenian Kuda Lumping oleh Paguyuban Sumber Sari di Desa Pandansari Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo, o6(01), 104–112. ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/2080/1966
Riani, O., Hamidah, & Hamandia Muhammad Randicha. (2024). Analisis Komunikasi Budaya Dalam Kesenian Senjang (Studi Pada Sanggar Putri Sak Ayu di Musi Banyuasin). Indonesian Culture and Religion Issues, 1(1), 1–16. https://diksima.pubmedia.id/index.php/diksima
Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Cipta Prima Nusantara.
Rosikin Wikandia. (2016). Pelestarian dan Pengembangan Seni Ajeng Sinar Pustaka Pada Penyambutan Pengantin Khas Karawang. Panggung, Vol. 26(No. 1), 58–68.
Siahaan, S., & Aryastami, N. K. (2018). Studi Kebijakan Pengembangan Tanaman Obat di Indonesia. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 28(3), 157–166. https://doi.org/10.22435/mpk.v28i3.119
Suharto. (2012). Problem in Implementation of Arts Education in Non- Arts Vocational Schools. HARMONIA - Jurnal Pengetahuan Dan Pemikiran Seni, 12(1).
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 EDUMUSIKA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.